MENELUSURI TRADISI PERAYAAN HARI KELAHIRAN SYEKH WALI JABANG BAYI: MENGENANG JASA PERJALANAN RELIGI KANJENG ADIPATI SILUWUK DI DESA PENUNDAN

  • Aug 16, 2024
  • Admin Desa Penundan

Penundan, Kec. Banyuputih, Kab. Batang (14/08/2024) – Perayaan besar-besaran menyambut hari kelahiran Syekh Wali Jabang Bayi atau Adipati Siluwuk di Desa Penundan, Kecamatan Banyuputih, Kab. Batang diadakan secara meriah. Acara tersebut dilaksanakan mulai tanggal 29 Juli hingga 30 Juli 2024 berlokasi di Masjid Makam Syekh Wali Jabang Bayi. Perayaan acara disambut penuh antusias oleh warga Desa Penundan serta para khalayak umum di luar desa. Perayaan hari kelahiran atau orang-orang desa menyebutnya Haul, selalu diadakan setiap setahun sekali. Utamanya perayaan diadakan pada bulan Suro atau dalam penyebutan tahun baru hijriyah masuk ke bulan Muharram. Tujuan adanya perayaan haul yaitu untuk mengenang jasa Adipati Siluwuk dalam pertobatannya menjadi seorang pemuka agama dan yang menyebarkan islam di Desa Penundan.

Perayaan haul sendiri terdiri dari tiga acara, dimulai dengan pelaksanaan santunan yatim piatu di siang hari, lalu malam hari adalah acara khotmil qur’an atau istighasah. Keesokan hari dimulai pada siang hari adalah acara puncak berupa pengajian umum yang selalu mengundang dai nasional Indonesia. Kebetulan pada tahun ini acara haul mengundang Gus Ulinnuha dari Cilacap. Gus Ulin dikenal sebagai dai muda dan dalang muda, dikenal oleh khalayak luas karena pernah mengikuti kontes dakwah nasional yang ditayangkan di televisi. Tamu pengisi acara perayaan haul setiap tahun selalu berbeda-beda, maka dari itu acara perayaan haul selalu dinantikan oleh para warga desa hingga masyarakat umum lain. Ketiga acara tersebut merupakan  suatu rangkaian yang akan diadakan dari menjelang  hari kelahiran hingga puncak acara pengajian umum.

Acara pertama diawali dengan santunan yatim piatu pada siang hari tanggal 29 Juli 2024. Santunan yatim piatu merupakan acara tahlilan dan berdoa bersama mendoakan anak-anak yang telah kehilangan orang tua, baik ibu (piatu) atau bapak (yatim). Seluruh anak dalam satu desa Penundan di dusun Penundan dan dusun Cekelan dikumpulkan untuk menerima biaya santunan yang telah dikolektifkan dari iuran warga atau sodaqoh oleh ibu-ibu organisasi Fathayat Muslimah. Santunan dijumlah seluruhnya lalu dibagi rata sesuai jumlah anak yatim/ piatu/ yatim piatu yang membutuhkan. Syarat utama dari penerima santunan adalah anak yatim atau piatu berusia maksimal 15 tahun, diatas batas usia tersebut sudah tidak bisa menerima karena telah dianggap baligh. Acara selanjutnya adalah khotmil qur’an atau istighasah, yaitu pembacaan 30 juz qur’an secara bersamaan yang dipimpin oleh seorang imam. Pembacaan juz dilakukan oleh seorang yang bisa dan lancar membaca al-qur’an dan dalam keadaan suci (sudah mengambil air wudhu). Selesai pembacaan juz al-qur’an, warga bersama-sama menyantap hasil sembelihan daging sapi yang diolah menjadi rendang.

Setelah acara santunan dan istighasah, keesokan harinya merupakan puncak acara yaitu pengajian umum. Haul pengajian umum dilaksanakan mulai pukul satu siang hingga sore. Acara pengajian umum tahu ini mengundang Gus Ulin, membawakan tema tentang rasa syukur seperti halnya cerita perjalanan pertobatan Adipati Siluwuk yang awalnya sombong dan tamak lalu berubah menjadi seorang pemuka agama setelah diwejangi nasihat oleh Sunan Kalijaga yang menyelamatkan Adipati Siluwuk dari terkaman macan putih. Kisah pertobatan Adipati Siluwuk akhirnya selesai setelah pertapaan beliau di Randubowo, dimana beliau menerima julukan baru yaitu Syekh Wali Jabang Bayi, didapat karena setelah pertapaan beliau dianggap suci kembali seperti bayi yang baru lahir. Acara juga dimeriahkan oleh pertunjukan rebana remaja masjid serta beberapa stand yang menjual jajanan.

Dokumentasi selengkapnya tentang acara Haul perayaan kelahiran Syekh Wali Jabang Bayi dapat dilihat di etnovidoegrafi ‘Tradisi Perayaan Hari Kelahiran Syekh Wali Jabang Bayi (Adipati Siluwuk)’ di link berikut https://youtu.be/PcTDY8JmJwc?si=3DBtLsqGE4FTYGDS